Makanan Khas Sulawesi Barat

Jumat, 14 Oktober 2016

Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibu kotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).

Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata. Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkeh. Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.


Pembahasan:

Gula aren atau gula merah begitu lekat dengan lidah masyarakat Sulawesi Barat. Sebagian besar pemanis yang berasal dari Pohon Nira itu menjadi bahan dasar kue khas di wilayah suku Mandar tersebut. Pembuatan kuenya sederhana, tapi hasil akhirnya lezat luar biasa. Mau tahu lebih dalam? berikut di antaranya :

1. Apang

Apang adalah kue khas Mandar, Sulawesi Barat, berbentuk persegi tiga. Warnanya coklat, karena berbahan dasar gula aren. Apang terdiri atas tepung beras yang dikukus di atas cetakan. Dulu, kue ini biasanya dicampur dengan tuak manis agar adonannya bisa mengembang sempurna. Tapi sekarang, kebanyakan adonan diolah dengan baking powder.
Apang ditaburi parutan kelapa muda sehingga empuk di lidah. Cocok untuk disantap bersama kopi di pagi hari. Kue ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional Sulawesi Barat.

2. Paso

Di Mandar terdapat kue tradisional bernama Paso. Dalam bahasa Mandar, Paso berarti paku. Disebut kue Paso karena ujungnya sama-sama lancip. Kue ini menjadi favorit karena rasanya yang luar biasa.

Kua Paso terbuat dari tepung beras, dicampur gula aren cair, serta santan. Adonan kue lalu dimasukkan ke cetakan dari daun pisang yang sudah dibentuk seperti topi ulang tahun. Kue lantas dikukus di dalam panci yang sudah dipasangi penyangga yang biasanya dibikin dari batang pisang.

Jadi, adonan itu jangan sampai penuh di dalam cetakan. Karena setelah adonan kue itu matang, kita mesti menuang santan kental ke atasnya. Jangan lupa ya, untuk menambah garam ke dalam santan agar rasanya makin mantap. Sayang, penjual jajanan ini sudah mulai jarang ditemukan di Sulbar.

3. Bolu Paranggi

Bolu Paranggi serupa mangkok mungil seukuran kepalan tangan balita. Kulit kue ini merekah, menandakan Bolu Paranggi yang berbahan dasar terigu begitu empuk dan lembut di mulut. Belum lagi sensasi legit di lidah yang berasal dari gula aren, yang jadi salah satu bahan penyusun adonan.

Bolu Paranggi diolah di atas cetakan yang dipanaskan dengan bara. Umumnya, kue khas ini banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional Mandar dan warung yang berjejer di sepanjang tepi jalan Sulawesi Barat. Cocok untuk kudapan sore hari, ditemani secangkir kopi tubruk panas.

4. Kue Kui-Kui

Kue buroncong sudah cukup terkenal. Sekilas, kue ini mirip pukis tapi dengan bentuk yang lebih panjang. Buroncong sangat mudah ditemukan di seantero Sulawesi. Namun di Mandar, kue mirip buroncong disebut kui-kui.

Kui-kui terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan parutan kelapa muda. Sama seperti membuat buroncong, kue ini pun dituang ke dalam cetakan yang lebih dulu dipanaskan dengan bara. Penasaran rasanya? Jelajahi saja pasar-pasar tradisional Sulbar, dan kita akan menemukan kui-kui di sana.